Jumat, 28 Oktober 2016

Pembahasan Manga One Piece Chapter 844

Mari Kita Simak Ulasan One Piece Chapter 844 dari RokushikiMaster dibawah ini :

Artikel Terbaru : Pembahasan Manga One Piece Chapter 844 

Pembahasan Manga One Piece Chapter 844

=============================
~ Theoview One Piece Chapter 844 ~
==============================

Halo~

Chapter ini cukup menyentak.

Selama ini kita mengenal Sanji sebagai ahli strategi yang handal. Tenang menemukan jalan keluar di saat kru yang lain tengah dihadang jalan buntu. Pun inovatif. Ide-ide briliannya kerap menjadi kejutan manis di saat genting. Masih cukup membekas di ingatan akan aksi “Mr Prince” di Arabasta. Lalu penyelinapan ke gerbong kereta laut Puffing Tom. Tak lupa penutupan Gate of Justice di Enies Lobby. Dan terakhir, saat Sanji ditampuk untuk memimpin separuh Kru Topi Jerami di lepas pantai Dressrosa. Di mana dengan heroiknya sang koki kelas satu ini melarikan diri dari kapal Big Mom. Heroisme itu berlanjut hingga mereka tiba di Zou, saat Sanji dan kawan-kawan memberi pertolongan pertama pada ras Mink yang sedang sekarat karena racun. Cikal bakal terbentuknya aliansi Luffy-Mink-Kouzuki.

Kisah-kisah itu sangat mengangkat moral saat diceritakan ulang. Saya masih ingat jelas ekspresi tertegun Franky saat mendengar kegagahan Sanji menghadapi aliansi Big Mom. Teringat jelas karena waktu itu saya sama tertegunnya. Persis plek. Intinya sih, tidak menyangka mereka bakal bisa menjaga diri dengan selihai itu. Di sisi lain, ini juga bukti bahwa Sanji bisa jadi leader yang diandalkan di kala terpisah dengan kapten.

Mental kesatria Sanji mulai runtuh saat Vitto membisikkan sesuatu di telinga Sanji. Belakangan, baru kita ketahui bahwa sesuatu itu --tak lain dan tak bukan-- adalah nama Zeff. Ini momen di mana Sanji tanpa ragu mengikuti tawaran untuk mendatangi pesta teh, seraya meninggalkan pesan untuk para sahabatnya. Janji akan kembali katanya.

Memang, percaya diri Sanji masih cukup tinggi saat diboyong ke wilayah Big Mom, di mana berulang kali dia menyatakan kesetiaannya hanya pada kelompok Topi Jerami. Pun saat dipertemukan dengan si calon mempelai, Pudding, yang baik juga rupawan. Si mantan koki baratie yang biasanya tak kuasa menahan nafsunya terhadap wanita, kali ini dengan tegas dan lembut menolak Pudding. Alasannya satu : tempatnya bukan di sini, melainkan di bawah naungan Luffy.

Namun prahara muncul saat pertemuan dengan keluarga Vinsmoke . Sanji mungkin mengira bahwa keluarga Vinsmoke adalah tipe yang diplomatis. Bisa diajak kompromi. Pun mau menerima barter, dengan timbal balik kebebasannya. Sayang ,perkiraan itu keliru. Masa kecil Sanji yang terkuak kemudian justru menegaskan sebaliknya. Jajji sang ayah, menyuntikkan ambisinya menguasai North Blue kepada anak-anak mereka. Melalui kecerdasannya memanipulasi gen. Hasilnya adalah prajurit-prajurit yang tangguh, tetapi dingin, tanpa ampun,dan minim nurani.

Belasan tahun pun berlalu. Waktu dan pengalaman cenderung meluruhkan kersnya hati. Mengisinya dengan nurani dan empati. Mungkin itulah yang dipikirkan Sanji sebelum bertemu mantan keluarganya itu. Sayangnya, formula itu tidak berlaku untuk Vinsmoke. Mereka masih sama ambisius dan dinginnya dengan yang diingat Sanji. Kenangan yang menjadi trauma baginya. Diplomasi yang diharapkan, malah berujung dengan borgol-bom di tangan. Meruntuhkan mental Sanji sepenuhnya.

Sanji pun meringkih. Ketenangan dan kebrilianannya hilang. Namun, jujur, cukup disesalkan melihatnya menghujani sang kapten dengan tendangan-tendangan terkuatnya, di mana dia tahu persis Luffy tidak akan melawan balik. Ini bukan Sanji yang kita kenal. Ini Sanji yang sedang dirundung ketakutan kronis dan terlalu larut di dalamnya

Beruntung bagi Luffy, situasi ini bukan pertama kalinya. Pemberontakan dari kru dan pelayaran Topi Jerami ibarat jangkar kapal dan alunan mata rantai yang melilitnya. Mereka tak terpisahkan. Pun menjadi pengalaman yang mengokohkan kelompok Topi Jerami. Kemudian mengakar dalam naluri Luffy. Membuatnya bisa memahami emosi teman-temannya lebih dari yang sanggup dinilai oleh mata. Pun demikian kali ini, kapten kita tidak mengecewakan.

-----

Pokoknya masih setia dengan prediksi saya sebelumnya,yang dibutuhkan Sanji dan Luffy adalah komunikasi yang baik. Walau tampaknya Sanji masih akan larut dalam ketakutannya selama beberapa waktu, ada satu orang ketiga yang siap membuat kejutan : Reiju.

Robin berkata, sejarah selalu berulang. Bila Reiju pernah berjasa membebaskan Sanji kecil belasan tahun lalu, mungkinkah itu terjadi lagi?

Kita nantikan kejutan Oda.

Lanjut ...


~ Sanji, oh, Sanji~

Honest review chapter terbaru. Kali ini coba lebih to the point.

Sebetulnya agak miris melihat Sanji menyerang Luffy seperti itu. Tidak perlu terjadi. Dan terlalu brutal. Walaupun di sisi lain --sebagai pembaca battle manga-- cukup menggebu juga sih lihat Sanji mengeluarkan jurus2 terkuatnya dalam mode diable. Terutama jurus concasse/consaceur, teknik menikam kepala lawan dengan tumit setelah berputar beberapa kali di udara.Teknik ini efeknya One Hit KO pas lawan Satori di Skypiea. Dan sekarang debutnya dalam mode diable juga kembali jadi finishing. Pretty cool looking(tapi kenapa Luffy yang harus kena T_T).

Kemudian, sebelum baca chapter ini juga nggak sengaja kena cipratan spoiler. Fandom One Piece memang selalu berapi-api saat chapter-chapter yang emosional. Spoiler pun diposting dimana-mana. Yah, memang tidak ada larangan sih. Namun perlu disadari, ada pembaca yang anti-spoiler juga. Jadi alangkah baiknya kalau sudah lihat spoiler, hype-nya disimpan dulu masing-masing sampai chapter rilis. Jadi ada toleransi dengan teman2 yang biasanya tidak baca spoiler. Yah, cuma saran saja ni ya...bukannya ngelarang(saya mah siapa atuh), tapi demi fandom OP juga kok.

Lanjut. Jadi, kena spoiler di bagian "aku tidak bisa jadi raja bajak laut", tapi sudah diphotoshopped dengan gambar Luffy dari adegan lain. Saya kira Luffy konteksnya lagi memohon saat mengatakan itu. Hopeless. Namun ternyata Luffy tidak terlihat sedih saat mengatakannya. Ekspresinya tegas. Konteksnya lebih ke mengangkat moral Sanji... supaya Sanji jlebih jujur denga hatinya sendirii.

Bagian paling menarik adalah reaksi Reiju. Dia menawarkan Sanji untuk menghentikan kereta kencananya, yang secara tersirat saya artikan, "Sanji, apa kau mau berhenti sebentar dan bicara sekali lagi dengan kaptenmu?".

Reiju memang beda. Dia kelihatannya mengerti situasinya kalau Sanji dan Luffy sedang butuh komunikasi yang baik. Dan ini indikasi sederhana kalau dia bisa memberikan bantuan lebih di masa mendatang...

- Roku -


Semoga Review One Piece Ch.844 Ini Bisa Menambah Pengetahuan kita dan semoga Konten Artikel ini bisa menjadi refrensi kalian untuk menciptakan teori masuk akal atau teori liar hehe :)

Posted by : Ar Vlozyax
Baca Artikel Lainnya : Disini