Senin, 24 Oktober 2016

Pembahasan Manga One Piece Chapter 843

Mari Kita Simak Ulasan One Piece Chapter 843 dari RokushikiMaster dibawah ini :

Review - Pembahasan One Piece Chapter 843 :

=============================
~ Theoview One Piece Chapter 843 ~
=============================



Sial, chapter ini.

Oda melakukannya lagi. Beberapa hal cukup mengejutkan. Sepertinya tidak ada seorang pun yang menduga Linlin berkekuatan memanipulasi cuaca. Terutama di saat sebagian fanbase One Piece larut dengan teori bahwa kekuatan itu dimiliki oleh Dragon (termasuk saya). Ini cukup shocking. Zeus di tangan kiri dan matahari di tangan kanan. Sangat intimidatif. Namun saya masih kesulitan menghubungkan kekuatan manipulasi cuaca dengan manipulasi jiwa, yang notabene merupakan kemampuan dasar Big Mom.

Di sisi lain, kekuatan Big Mom memberi pencerahan. Oda semakin menegaskan bahwa “manipulasi cuaca” itu hal besar di semesta One Piece. Mulai dari dance powder di Arabasta, Kapal Maxim Enel, Clima Tact Nami, Ilmuwan Weatheria, dan sekarang Big Mom. Tidak bisa diremehkan. Dan dari semua yang telah muncul, manipulasi Big Mom yang skalanya paling berbahaya sejauh ini. Terlebih karena dia bisa memanipulasinya tanpa perantara alat(berbeda dengan Enel yang butuh Maxim).

Keistimewaan Big Mom semakin menarik karena kubu Luffy juga punya pawang cuaca : Nami. Tongkat Clima Tact terbarunya belum teruji maksimal. Sejauh ini hanya sudah demo dalam bentuk memanjang dan melancarkan thunder tempo sederhana --- yang itu pun terlihat cukup menyakitkan saat menerjang Brulee’ si ahli cermin. Di dalam Clima Tact ini tertanam kombinasi kecerdasan Ilmuwan Weatheria dan inovasi bengkel Usopp. Jelas bukan sesuatu yang bisa diremehkan. Ini bisa jadi kartu as tim Luffy. Ditambah lagi dengan vivre card di tangan Nami. Kombinasi kelas satu.

Cracker kalah. Red Alert. Kastil Whole Cake mengukuhkan pertahanan. Diiringi metabolisme tubuh Luffy yang berasal dari luar planet ini. “Gear 4th menyita banyak kalori”, katanya. Sial, Oda. Itu penjelasan yang sangat sederhana, tetapi cukup mudah diterima. Ingat slogan kita kan? One Piece itu gak masuk akal,tetapi akal bisa masuk. Metabolisme Luffy adalah salah satunya.

Bagaimana pun, Luffy tetaplah Luffy. Sehebat apapun strategi penyelinapan yang telah disusun, prinsip Luffy selalu menyerang lurus langsung ke jantung pertahanan lawan. Tanpa peduli fakta bahwa musuhnya adalah Yonkou. Salah satu dari 3 Kekuatan Penyeimbang Dunia. Salah satu dari penjaga Road Poneglyph. Juga seseorang yang telah membuat beberapa ‘generas terburuk’ kehilangan tajinya. Semua itu seakan tidak relevan. Lihatlah dia, tidur begitu saja di atas pohon raksasa yang sedang berlari kepayahan menuju kastil Whole Cake. Wajahnya begitu damai, seakan-akan ada ratusan gugusan bintang sedang mengikuti di belakangnya. Siap melindungi kapan pun marabahaya mendekat.

Gugusan bintang itu bukan ungkapan. Saya rasa itu ada benarnya. Nenek Nyon pernah berujar, “terlahir d bawah bintang apa bocah ini(Luffy)??”. Dia terbelalak heran akan keberuntungan yang kerap mendatangi Luffy. Pun demikian saat ini, keberuntungan itu hadir dalam bentuk kencana yang ditumpangi Sanji. Lewat di hadapan Luffy. Memicu drama yang terjadi berikutnya.

Reaksi Sanji cukup menyakitkan. Ini mengingatkan kita akan kejadian silam, saat misi penyelamatan Nico Robin di Enies Lobby. Saat itu, dia bersikukuh tidak ingin ditolong oleh Luffy. Robin larut dalam ketakutan bahwa dirinya akan menjadi duri. Dia terlalu asik dalam ilusinya sendiri, sehingga tidak menyadari bahwa setiap ujung jemari para kru sekali pun adalah darah dan daging bagi Luffy. Puncaknya adalah penembakan bendera Pemerintah Dunia, di mana Robin luruh dan bersedia kembali memperkuat barisan calon Raja Bajak Laut ini.

Kini sikap yang sama sedang merundung Sanji. Sebuah penolakan ajakan untuk kembali karena takut. Hanya saja, ini ketakutan di level yang berbeda. Ketakutan yang cukup kompleks. Dipicu oleh ancaman mematikan dari kubu Germa dan Big Mom. Ada borgol-tak-berantai itu. Kemudian Zeff, pria tua yang mana Sanji berhutang nyawa padanya. Ini bukanlah situasi yang sama dengan Robin dulu, di mana dia bisa meluruhkan egonya dan kembali berpihak pada Luffy begitu saja. Sanji sedang di-skakmat.

Situasi Sanji menyakitkan. Saya seakan bisa merasakan posisinya. Mengabaikan fakta bahwa semua ini hanya hitam putih di atas kertas. Oda memainkan emosi pembacanya lagi. Ini sulit. Sanji dan Luffy tidak sedang dalam posisi bisa memahami satu sama lain. Sanji sedang larut dalam ketakutan level wahid. Sementara Luffy masih dalam ambisinya merebut Sanji kembali. Chapter berikutnya akan semakin memanas.

Tidak banyak teori untuk chapter ini. Hanya ingin mengikuti sajian Oda berikutnya seperti apa.

- Roku -

Semoga Review One Piece Ch.843 Ini Bisa Menambah Pengetahuan kita dan semoga Konten Artikel ini bisa menjadi refrensi kalian untuk menciptakan teori masuk akal atau teori liar hehe :)


Thanks To Rokushiki Master
Posted By : Ar Vlozyax
Baca Artikel Lainnya : Disini